Thursday 9 May 2019

Inilah Bahaya Petasan Sampai Menyebabkan Kematian


Jakarta - Kematian Catur Yulianto, seorang suporter sepak bola Indonesia dalam pertandingan persahabatan, akibat ledakan flare atau petasan belum lama ini adalah insiden yang memilukan. Di luar negeri, sejumlah kasus terburuk lainnya juga pernah terjadi dan banyak dicatat oleh para dokter dalam jurnal.

Dalam New England Journal of Medicine, contohnya, tersimpan sejumlah catatan kasus terburuk akibat ledakan kembang api atau petasan, yang untungnya tidak berakhir pada kematian. Dan berikut adalah lima konsekuensi terburuk akibat petasan yang bisa membahayakan diri.

1. Amputasi 
Satu set kasus yang disusun oleh dokter George Aiken di Michigan pada tahun 1961 melaporkan banyak contoh anak-anak yang harus kehilangan anggota badan akibat ledakan, termasuk petasan. Namun, beberapa orang beruntung karena kini, kecacatan anggota tubuh bisa diperbaiki dengan transplantasi.

2. Kerusakan mata
Sebuah kasus dari tahun 1929 melaporkan seorang anak berusia enam tahun yang menjadi korban akibat ledakan petasan yang ia pasang dengan tongkat setinggi tiga kaki. Baru-baru ini, dalam laporan jurnal tersebut, seorang pria berusia 44 tahun di India datang ke unit gawat darurat dengan penglihatan minus dan kebutaan di masing-masing mata kanan dan kirinya, setelah petasan meledak di wajahnya.

3. Keracunan bahan petasan 
Petasan atau mainan yang bisa diledakan tidak hanya berbahaya ketika dinyalakan. Satu artikel dalam jurnal melaporkan sejumlah kasus anak-anak yang meninggal karena keracunan fosfor akut akibat memakan kembang api karena ketidakpahaman mereka. 

4. Terinfeksi tetanus
Pada Hari Kemerdekaan Amerika 1899, muncul enam kasus kematian akibat tetanus di Boston dan New York yang terkait dengan kembang api dan diikuti oleh permainan pistol. Penyebaran virus diperkirakan terjadi akibat ledakan yang sampai pada anak-anak dan menginfeksi mereka dengan tetanus, yang ditandai dengan gejala rahang dan tangan kaku. 

5.Tersedak karena membicarakan petasan
Ini mungkin sedikit melenceng dan nampak sepele, tapi satu kasus pada tahun 1892 berakibat cukup fatal pada korban. Seorang pemuda berusia 27 tahun saat itu tengah berbincang dalam makan malam dengan menu daging bertulang. Ketika tengah semangat membicarakan petasan, ia tersedak serpihan kecil tulang hingga melukai laringnya.
Previous Post
Next Post

3 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, Kalau suka silahkan di share & Tinggalkan Komentar .. :)

Popular Posts