Tuesday, 16 October 2018

Kisah Nabi Ayub AS

Nabi Ayub adalah putra Ish bin lshaq bin Ibrahim. Ish merupakan peternak kaya raya di wilayah Syam. Ketika ayahnya wafat, seluruh kekayaannya diwariskan kepada Nabi Ayub. Nabi Ayub memiliki tiga orang istri. Salah satunya bernama Siti Rahma, putri dari Afrayim, putra Nabi Yusuf. Beliau berdakwah dan wafat di wilayah Batsniyyah.


Nabi Ayub diutus Allah untuk berdakwah kepada penduduk Hauran dan Tih, di wilayah tempat kelahirannya. Nabi Ayub dikenal sebagai orang yang pandai, sopan, bijaksana, dermawan, dan suka menolong orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, ia banyak membangun sarana peristirahatan dan ibadah untuk para musafir.
Nabi Ayub dikenal memiliki kepribadian yang menawan, pandai bersyukur, dan senantiasa menghiasi lisannya dengan zikir. la tidak pernah meninggalkan perintah Allah.
Hal tersebut membuat iblis iri. la ingin menggoda Ayub agar terjerumus dalam dosa. lblis segera menghadap Allah dan meminta izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayub. Allah pun mengabulkan permintaan iblis.
Lalu lblis mulai membuat rencana untuk menjatuhkan Nabi Ayub. Berbagai cara telah disusun dengan berbagai risikonya.
Iblis dan kelompoknya mulai melancarkan aksi pertamanya. Dalam waktu singkat, semua hewan ternak Nabi Ayub mati ditimpa penyakit yang aneh. Rumahnya tiba-tiba saja sudah hangus terbakar. Nabi Ayub tidak lagi bisa memberikan gaji kepada para pegawainya. la terpaksa tidak lagi mempekerjakan mereka. Nabi Ayub dan keluarganya benar-benar menjadi miskin.
Saat Nabi Ayub sedang salat, datanglah Iblis menghasutnya, "Hai Ayub, sesungguhnya Allah telah menghanguskan kekayaanmu hingga kamu miskin. Buat apa kamu banyak beribadah jika kamu menjadi miskin?"

Nabi Ayub berkata, "Sesungguhnya, apa yang kumiliki adalah milik Allah. Jika Allah menghendaki untuk mengambilnya, aku tetap akan bersyukur. Bukankah aku telah lama diberi nikmat yang banyak oleh Allah?" Kemudian, Nabi Ayub dan keluarganya tetap menjalankan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah.
lblis dan kelompoknya menyusun rencana selanjutnya untuk menggoyahkan iman yang dimiliki Nabi Ayub dan keluarganya. Ketika anak-anak Nabi Ayub sedang berkumpul di salah satu rumahnya, iblis menghancurkan bangunan tersebut dan membunuh semua anak-anak Nabi Ayub. Tentu saja hal ini membuat Nabi Ayub dan istrinya sangat bersedih. Kembali lblis mendatangi Nabi Ayub dan berkata, "Hai Ayub, Allah telah mengambil semua anak-anakmu. Untuk apa lagi kamu beribadah kepadanya?"
Akan tetapi, Nabi Ayub tetap bersabar dan berkata, "Sesungguhnya, anak-anakku milik Allah. Jika Allah menghendaki mereka, itu adalah hak-Nya. Aku tetap bersabar dan bersyukur kepada-Nya."
lblis kembali menemui kegagalan. la semakin kesal, namun belum berputus asa untuk menggoda Nabi Ayub dan istrinya. Suatu hari, Nabi Ayub sedang beribadah, iblis meniup hidung dan mulut Nabi Ayub yang menyebabkannya terkena penyakit kulit. Penyakit kulit itu menggerogoti seluruh tubuh Nabi Ayub. Tubuhnya dipenuhi dengan bintik darah, nanah, dan banyak ulat.

Semakin hari, penyakit Nabi Ayub semakin parah. Nabi Ayub akhirnya hanya bisa berbaring dan melaksanakan kegiatannya di atas tempat tidur. Semua kebutuhannya dipenuhi oleh istrinya yang setia.
Pada awalnya, masyarakat bersimpati dengan derita yang dialami Nabi ayub. Namun, karena penyakit Nabi Ayub semakin parah, mereka mulai menjauh dan mengucilkannya. Hanya istrinya. yaitu Siti Rahma, yang senantiasa mendampingi Nabi Ayub dalam suka dan duka.
Pada suatu hari, para wanita datang dengan penuh kemarahan. Mereka meminta Nabi Ayub dan istrinya meninggalkan lingkungannya. Mereka khawatir penyakit yang diderita Nabi Ayub akan menular. Dengan penuh kesedihan, Siti Rahma menggendong Nabi Ayub untuk meninggalkan tempat tersebut. Sebenarnya, Nabi Ayub sempat memberikan kebebasan kepada Siti Rahma jika ia ingin meninggalkannya. Akan tetapi, Siti Rahma memilih tetap setia kepada Nabi Ayub.
Untuk mempertahankan hidup dengan Nabi Ayub, Siti Rahma rela menjual perhiasannya. Ketika perhiasannya habis, dia rela bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Nabi Ayub Sembuh dari penyakitnya

Hari demi hari, penyakit Nabi Ayub bertambah parah. Siti Rahmah tidak tahan menyaksikan suaminya sangat menderita. la berkata, "Wahai suamiku, mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah untuk kesembuhanmu? Aku tidak tega melihatmu dalam keadaan yang seperti ini."
Nabi Ayub menolak sambil berkata,"Wahai istriku, aku malu kepada Allah untuk meminta kesembuhan, sedangkan Allah telah melimpahkan kesehatan yang lebih lama dari sakitku ini." Nabi Ayub pun kemudian tetap beribadah kepada Allah meskipun dalam keadaan yang sangat payah.
Iblis semakin geram dengan kesabaran Nabi Ayub. Dengan tipu muslihatnya, iblis menggoda Siti Rahma agar meninggalkan Nabi Ayub yang seolah sudah tidak ada harapan lagi. Siti Rahma sempat berpikir untuk meninggalkan Nabi Ayub saat keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan suaminya.
Ketika memanggil istrinya, Nabi Ayub tidak mendengar jawaban dari istrinya tersebut. Beberapa kali ia mencoba memanggil, namun istrinya tidak ada di rumahnya. Nabi Ayub pun berpikir bahwa istrinya telah meninggalkannya. la pun berjanji bahwa jika istrinya kembali, ia akan mencambuknya hingga seratus kali.
Nabi Ayub berdoa kepada Allah untuk memohon kesembuhan. Allah mengabulkan doanya dan berfirman, "Hantamkanlah kakimu ke tanah."
Nabi Ayub menghantamkan kakinya ke tanah. Keluarlah air yang sangat segar. Nabi Ayub pun kemudian mandi dan minum air tersebut. Tidak berapa lama kemudian, Nabi Ayub merasa sehat kembali. Penyakit kulit yang dideritanya telah sembuh, bahkan wajahnya terlihat semakin tampan dan gagah.
Tak berapa lama, istrinya kembali dan mencoba untuk menemukan suaminya. Alangkah kaget istrinya karena yang berada di rumahnya adalah seorang laki-laki yang tidak dikenal. la pun bertanya, "Siapa kamu? Di mana suamiku?"
Nabi Ayub kemudian menjawab, "Akulah suamimu. Allah telah menyembuhkan penyakitku."
Siti Rahma tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Akan tetapi, ia bahagia dengan keadaan suaminya yang sekarang. la pun kemudian berlari dan menjatuhkan diri di hadapan suaminya untuk meminta maaf. la merasa bersalah karena sempat berniat untuk meninggalkan suaminya.
Nabi Ayub memaafkan kesalahannya. Karena telah berjanji untuk mencambuk istrinya yang telah kembali, ia pun memberitahukan perihal tersebut kepada istrinya. Siti Rahma ternyata tidak keberatan untuk menerima hukuman tersebut. Sebelum Nabi Ayub menghukum istrinya, Allah memerintahkan Nabi Ayub untuk mencambuknya dengan seratus helai rumput.
Allah memberikan imbalan terhadap sikap sabar dan tabah Nabi Ayub dalam menghadapi ujian. Allah kemudian mengembalikan kekayaan Nabi Ayub karena keuletannya bekerja. Meski telah menjadi kaya kembali, Nabi Ayub tetap baik hati dan suka menolong.
Selain mengembalikan hartanya, Allah juga memberikan anak kepada Nabi Ayub sejumlah anaknya yang pernah tertimpa musibah dahulu. Nabi Ayub dan istrinya kemudian hidup bahagia dan bersyukur karena dapat melalui ujian yang diberikan oleh Allah.
Mereka terus melanjutkan dakwah menyebarkan ajaran Allah, mengabarkan keselamatan, persaudaraan, dan mengajak manusia untuk kembali dan berjuang di jalan Allah.
Hikmah yang dapat diambil dari  Kisah Nabi Ayub AS adalah
  1. Sikap Nabi Ayub yang baik hati, suka menolong, sabar, tabah menghadapi cobaan, ikhlas ketika bersedekah patut kita jadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah telah menjadikan Nabi Ayub mampu melewati cobaan yang berat dan bertubi-tubi.
  3. Nabi Ayub berhasil melalui cobaan bertubi-tubi dari Allah sehingga akhirnya beliau mendapatkan buah dari kesabarannya dan mendapatkan kembali apa yang pernah "hilang" darinya, yaitu kesehatan, kekayaan, dan anak-anak sejumlah yang pernah ia miliki
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung, Kalau suka silahkan di share & Tinggalkan Komentar .. :)

Popular Posts